Sepi lan Rame ing Bawana
Selasa, 11 November 2008 by @ ini @
Kaping lima tapaning suksma puniku
Gelara marta-martani
Lega legawa ing kalbu
Aja munasikeng janmi
Amoga atining wong
(R. Ng. Ranggawarsita : Serat Soponalya)
Wejangan berupa tapa suksma dari seorang pujangga keraton Solo itu mengingatkan kita bahwa etika kebijaksanaan hidup dalam masyarakat Jawa kini condong pada perpecahan, sehingga masyarakat pun tidak dapat menemukan lagi jati dirinya secara utuh.
Seorang ayah dari kalangan pemulung,
sambil menitikkan air mata,
menggendong mayat anak lima bulannya,
mengelilingi kota Jakarta seharian
untuk mencari welas asih
agar mendapat lahan gratis satu kali dua meter
untuk mengubur jasad buah hatinya
Sepi ing pamrih,
Keadaan benar-benar menjadi sepi karena tak tertanam lagi sikap lembah manah (rendah hati) pada masyarakat yang mendorong adanya keinginan untuk peduli pada penderitaan orang lain.
Bagaimana orang bisa berpamrih, kalau keinginan untuk peduli dan menolong saja tidak ada?
Seorang ibu rumah tangga di Lamongan meracuni ketiga anaknya
karena tidak sanggup melihat buah hatinya kelaparan
di antara tembok-tembok rumah mewah
Sepi ing pamrih,
Sosialisasi dalam masyarakat akan sikap tepo seliro yang selalu diagungkan dalam konsep etika masyarakat Jawa kini hanya tinggal simbol dari sebuah keengganan masyarakat dalam memaknai hubungan timbal-balik dalam ranah sosial belaka.
Tak ada lagi sikap penempatan diri sebagai manusia lain, sehingga tak berlaku pula ungkapan “Seandainya saya menjadi orang itu, saya juga tidak mahu mengalami penderitaan seperti itu.”
Seorang pengajar spiritual di Jombang membunuh puluhan orang
secara sadis dengan memotong bagian-bagian tubuh korbannya
demi segenggam harta
Rame ing gawe,
Tak lagi bermakna gotong royong demi kerukunan bersama. Namun, rame demi gawe (nya) sendiri. Alias egois.
Hanya demi materi orang mampu mengesampingkan nilai-nilai moral sehingga menimbulkan konflik bagi pihak lain.
Rame dengan berbagai usaha untuk menjalankan gawe (nya) menumpuk materi yang sifatnya fana (sesaat).
Di Monas, sekelompok organisasi melempari sekelompok organisasi lain
dengan batu hingga berdarah,
kemudian secara membabi-buta memukulinya
hingga meninggalkan bekas luka di badan dan di hati
Rame ing gawe,
Benar-benar bersama bahu-membahu dan beramai-ramai memberantas segala yang tidak sepaham dengannya secara anarkis, demi mewujudkan gawe (nya) menonjolkan diri sebagai ‘yang paling benar’.
Meniru Akio Morita,
Seorang pengusaha sukses asal Bedono, 43 tahun
Mengader calon general manager penerus usahanya
Dengan menikahi gadis belasan tahun secara sirri
Memayu hayuning bawana,
Manusia semakin nekat menghiasi dan memerindah dunia dengan masalah-masalah yang memicu terjadinya konflik dalam masyarakat.
Menghilangkan bentuk-bentuk kewajiban terhadap keturunannya, masyarakat, dan pemerintah.
Penyimpangan-penyimpangan terhadap falsafah etika hidup Jawa sepi ing pamrih, rame ing gawe, memayu hayuning bawana akan mengikis nilai-nilai moral yang telah menjadi watak masyarakat Jawa. Jika kedua konsep tersebut telah disalah-artikan oleh sekelompok masyarakat tertentu, maka tugas wajib bagi masyarakat yang lain untuk mengingatkan dan mengembalikannya ke arah yang benar.
Penggerogotan nilai-nilai sosial yang menjadi identitas suatu kolektif menimbulkan hilangnya jati diri kolektif tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka itulah yang akan menjadi tanda-tanda kehancuran suatu tatanan sosial, yang akhirnya bermuara pula pada kehancuran suatu peradaban.
04102008
Slot City Casino Review ᐈ €/$500 & €/$5000 | Rated A+ - Online
Slot City is a 해외배당 relatively new 저녁 메뉴 룰렛 casino but it's 검증사이트목록 quickly gaining attention 아프리카 영정 1 as it boasts a 슬롯 lot of great promotions and bonus offers.